Umur
Wah, ternyata lama juga saya ngga
blogging, kemaren-kemaren sibuk untuk yang lain. hehe
Kali ini temanya adalah 'umur'. Ada cerita lucu dalam hidup saya berkaitan
dengan umur saya, dan ternyata umur saya itu pun jadi bahan 'perkagetan'
guru-guru dan murid-murid saya di Thailand ini.
Oke, yang pertama tentang murid saya yang
lebih tua dari saya. Ternyata kawan, sistem pembelajaran di sekolah tempatku
ngajar ini unik, ada dua lembaga dalam satu lembaga. Yaitu saman akademik dan
saman agama, telah saya kupas pada postingan sebelumnya. Gini kawan, saat masuk
kelas, trus mengenalkan diri ke anak-anak mereka terkejut dengan umur saya yang
baru 18 tahun waktu itu. Bahkan dari mereka ada yang berumur 23 tahun, dan ada
yang bilang gini 'ustadz seumur dengan adik saya, kok ustadz sudah di
university si dan sudah mengajar', menanggapi itu hanya senyuman saya yang
melayang padanya. Itu yang pertama.
Yang ke dua, para pengajar termasuk
pemilik sekolah. Saat penyambutan kami mengenalkan diri di depan guru dan
murid-murid. Penyambutan untuk kami, mahasiswa ppl/kkn di Thailand Selatan
khususnya di sekolah kami ini terlambat. Bukan terlambat sebenarnya, sebelum kami
datang sebenarnya sudah disiapkan penyambutan tetapi karena ada salah
komunikasi dengan yang menjemput kami, akhirnya kami sampai di sekolah sudah
sore, untuk mengenalkan kami akhirnya dibuatlah acara penyambutan satu minggu
setelah kami mengajar. Saat kami mengenalkan diri dan memberitahu umur kami,
semua orang kaget, dan bertanya-tanya dalam hati (mungkin). hehe... Kemudian
kawan, ini cerita kami dengan pemilik sekolah ini, dia heran dengan kami dan
umur kami, baru 18 tahun kok sudah semester 5. Dan ia juga sempat ragu dengan
kapasitas kami, dia ragu apakah kami mampu atau tidak dengan umur seperti itu.
Tapi kami coba meyakinkan ia bahwa kami mampu meski umur kamui masih muda.
Lalu ada pertanyaan kecil dari sang
pemilik sekolah tentang umur saya, 'kok baru umur 18 sudah semester 5?', dan
saya jawab 'sebenarnya umur saya memang 18 tahun, tetapi di ijazah saya, umur
saya sudah 19 tahun'. Ia bertanya lagi, 'loh kok bisa?' saya jawab 'bisa, waktu
dulu saya di praktum (SD) saya baru usia 4,5 tahun dan guru saya mengubah
tanggal lahir saya, saya dituakan Bu'.
Lalu kawan, pertanyaannya sekarang adalah
mengapa dari tadi kok saya bicara tentang umur. Begini loh, coba kawan-kawan
lihat cerita saya terakhir tentang guru saya yang mengubah ttl saya. Dahulu
waktu masih MA saya pernah bertanya mengenai hal ini terhadap guru saya, ia
bilang ia mengubahnya karena umur saya secara peraturan pemerintah belum layak
masuk SD. Dan bagi saya itu membuat saya bingung, sebenarnya saya lahir
itu kapan sih. Tetapi sekarang sudah tidak bingung lagi.
Sekarang kawan, yang mau saya diskusikan
adalah tentang peraturan bahwa sekolah harus sudah mencapai batas umur yang
ditentukan. Sebenarnya secara psikologi itu memang benar, tetapi ketika anak
sudah mampu untuk menerima pembelajaran meskipun umurnya belum mencukupi kenapa
tidak (opini saya). Dan mengapa harus ada yang namanya siswa akselerasi, toh
itu sama saja dengan anak yang masuk SD belum pada waktunya? Sekian....
sepenggal cerita untuk menuai asa... :)
Penjelasan nya kurang banyak, mungkin kalau ditambah lebih baik :)
BalasHapus